Jejak Mengguncang COVID-19: Kecerdasan yang Perlahan Terenggut

Illustrasi pengaruh Covid Terhadap Penurunan IQ Manusia

Pandemi COVID-19 mungkin mulai mereda, tetapi jejak kehancurannya masih nyata, terutama pada otak manusia. Penelitian terbaru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (NEJM) mengungkapkan sisi kelam virus ini: ia merusak kemampuan kognitif secara permanen, menurunkan IQ, dan meninggalkan dampak yang menghantui.

COVID-19: Ancaman Tersembunyi pada Otak

Studi terhadap lebih dari 113.000 penyintas COVID-19 menunjukkan bahwa virus ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga menggerogoti kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan. Temuan mengerikan ini mencakup:

  • Kasus Ringan: Penurunan IQ hingga tiga poin, meskipun tanpa gejala berat.
  • Long COVID: Penurunan lebih parah, mencapai enam poin, sering disertai kabut otak yang membuat aktivitas sehari-hari terasa mustahil.
  • Dirawat di ICU: Penurunan sembilan poin, setara dengan degradasi otak akibat penuaan bertahun-tahun.
  • Infeksi Ulang: Tambahan dua poin pada penurunan IQ, memperburuk kerusakan yang sudah ada.

Lebih mengkhawatirkan, kerusakan ini tidak pandang bulu. Apakah terinfeksi pada awal pandemi atau selama gelombang varian Omicron, efeknya tetap sama—berlangsung hingga bertahun-tahun setelah infeksi.

Generasi yang Terkikis Harapannya

Data global memberikan gambaran yang suram:

  • Amerika Serikat: Lebih dari satu juta orang usia produktif kini kesulitan mengingat, berkonsentrasi, atau membuat keputusan.
  • Uni Eropa: Pada tahun 2022, 15% penduduk melaporkan masalah serius pada memori dan konsentrasi.
  • Generasi Muda: Usia 18-44 tahun menjadi kelompok paling terdampak, menimbulkan kekhawatiran besar terhadap masa depan pendidikan dan produktivitas ekonomi.

Efek ini tidak hanya menjadi masalah individu tetapi juga ancaman bagi masyarakat luas. Bisakah dunia menghadapi masa depan di tengah penurunan kecerdasan kolektif?

Bersama Melawan Dampak COVID-19

Melawan ancaman ini membutuhkan kerja sama global dan tindakan nyata:

  1. Jaga Diri: Tetap jalankan protokol kesehatan, lindungi diri dari risiko infeksi ulang.
  2. Latih Otak: Rangsang otak dengan aktivitas seperti membaca, bermain teka-teki, atau belajar keterampilan baru.
  3. Dukungan Riset: Dorong investasi dalam penelitian untuk memahami lebih dalam dampak kognitif COVID-19 dan mencari solusi yang tepat.

Harapan Baru di Tahun Baru

COVID-19 mengajarkan kita untuk tidak meremehkan hal yang tak terlihat. Meski tantangan besar masih ada, harapan tetap menyala di setiap langkah kecil yang kita ambil untuk melindungi otak dan masa depan kita.

Selamat Tahun Baru 2025! Mari jadikan tahun ini awal dari kesadaran baru, menjaga kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa demi masa depan yang lebih gemilang dan aman.

Bagikan:

[addtoany]