Perbedaan E commerce dan Marketplace – Perkembangan pesat dalam dunia digital saat ini membuat penting bagi kita untuk memahami perbedaan Perbedaan E commerce dan Marketplace. Banyak orang seringkali keliru mengira keduanya sama atau mirip, padahal sebenarnya ada perbedaan yang jelas antara keduanya.
Struktur dan skala dari keduanya juga memiliki perbedaan yang mencolok. E commerce beroperasi berdasarkan model bisnis individu. Setiap toko online dimiliki dan dikelola oleh penjual tertentu, sehingga penjual memiliki kendali penuh atas branding, penentuan harga, pemasaran, dan pengalaman pelanggan.
Sedangkan pada marketplace, berdasarkan model multi-penjual, berbagai penjual menawarkan produk atau jasa dalam satu platform online bersama. Penjual beroperasi sebagai entitas independen dalam marketplace tersebut, mengelola inventaris, penentuan harga, dan interaksi dengan pelanggan.
Tulisan dari stkipmktb.ac.id ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang perbedaan antara E commerce dan platform marketplace, serta mengungkapkan karakteristik, fungsionalitas, dan manfaat dari keduanya.
Pengertian E commerce
E commerce, singkatan dari perdagangan elektronik, adalah model bisnis yang memungkinkan perusahaan atau individu untuk membeli atau menjual barang melalui internet. Dalam E commerce, transaksi dilakukan secara online melalui sebuah website atau platform digital. Melalui media ini, pemilik bisnis dapat menjangkau konsumen dari berbagai tempat tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Dalam E commerce, berbagai jenis produk dan jasa dapat dijual, mulai dari makanan, pakaian, barang elektronik, hingga tiket pesawat dan booking hotel. Keuntungan menggunakan E commerce adalah kemudahan akses bagi pengguna internet dan peningkatan visibilitas produk untuk mencapai pasar yang lebih luas. E commerce juga memberikan keuntungan bagi konsumen, seperti kemudahan dalam membandingkan harga dan cakupan produk yang lebih lengkap.
Pengertian Marketplace
Marketplace adalah salah satu model dari E commerce yang menawarkan platform tempat bertemunya atau perantara antara penjual dan pembeli. Marketplace menyediakan wadah bagi penjual untuk memasarkan produk mereka kepada calon pembeli yang sudah ada di platform tersebut. Marketplace menyatukan penjual-penjual yang berbeda dalam satu tempat, sehingga memberikan konsumen banyak pilihan produk dari berbagai penjual yang berbeda.
Di Indonesia, terdapat beberapa marketplace populer seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Masing-masing marketplace memiliki ciri khasnya sendiri, baik dari segi penggunaan, target pasar, atau kebijakan pemasaran. Marketplace memungkinkan penjual untuk fokus pada pengelolaan produk mereka tanpa harus khawatir tentang infrastruktur transaksi dan pembayaran, karena hal ini sudah diurus oleh platform marketplace.
Indikator Perbedaan E Commerce dan Marketplace
Perbedaan E commerce dan Marketplace terletak pada kepemilikan dan pengelolaannya. Berikut ini perbedaan mendetail dari kedua Platform penjualan ini.
1. Tingkat Kesulitan Membuatnya
Membuat E commerce membutuhkan keterampilan teknis dan pemahaman yang mendalam tentang digital marketing. Sebagai seorang pebisnis yang ingin memiliki toko online, Anda harus memiliki pengetahuan tentang pembuatan website yang profesional, pemilihan domain yang tepat, desain tampilan yang menarik, dan pengaturan fitur-fitur yang diperlukan. Selain itu, Anda juga perlu memahami dengan baik optimasi SEO, pemasaran melalui media sosial, dan strategi pemasaran digital lainnya. Semua ini akan membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan.
Sementara itu, pembuatan toko di marketplace umumnya lebih mudah dan sederhana. Para penjual hanya perlu melakukan pendaftaran dan mengunggah produk mereka. Platform marketplace telah menyediakan infrastruktur yang sudah siap digunakan, sehingga mereka tidak perlu repot mengatur sendiri tampilan toko dan sistem pembayaran. Ini dapat menghemat waktu dan usaha bagi pebisnis yang ingin segera memasarkan produk mereka tanpa harus mempelajari semua aspek teknis yang terkait dengan E commerce.
2. Dilihat Dari Sudut Pandang Konversi Biaya
Dalam hal konversi biaya, E commerce memerlukan investasi yang signifikan untuk pembuatan dan pemeliharaan website. Biaya pembuatan website dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas dan fitur-fitur yang diperlukan. Selain itu, pemeliharaan website juga membutuhkan biaya tambahan untuk hosting, domain, serta pembaruan teknis yang mungkin diperlukan dari waktu ke waktu. Biaya-biaya ini harus diperhitungkan dengan cermat oleh pebisnis sebelum memutuskan untuk menjalankan E commerce.
Di sisi lain, marketplace biasanya menyediakan fitur iklan premium yang dapat membantu penjual meningkatkan visibilitas produk mereka. Penjual dapat mengeluarkan biaya tambahan untuk mengiklankan produk mereka di halaman utama atau halaman pencarian marketplace. Meskipun biaya ini bervariasi, marketplace umumnya memberikan fleksibilitas bagi penjual dalam menentukan anggaran promosi mereka. Hal ini memungkinkan pebisnis dengan anggaran yang lebih terbatas untuk tetap dapat memanfaatkan platform marketplace dan meningkatkan penjualan mereka tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk membuat dan memelihara website mereka sendiri.
3. Metode Promosi
Salah satu perbedaan penting antara keduanya terletak pada metode promosi yang digunakan. Dalam E commerce, penjual harus melakukan promosi secara mandiri. Mereka harus mengembangkan strategi pemasaran sendiri, seperti menggunakan iklan berbayar, melakukan promosi di media sosial, atau memanfaatkan optimasi SEO untuk meningkatkan visibilitas produk mereka. Semua ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan marketing yang mendalam.
Sementara itu, di marketplace, penjual dapat memanfaatkan fitur iklan premium yang disediakan oleh platform. Iklan premium biasanya ditampilkan dengan lebih menonjol di halaman utama atau halaman pencarian marketplace, memberikan penjual kesempatan untuk menjangkau lebih banyak calon pembeli. Dengan menggunakan fitur iklan ini, penjual dapat memanfaatkan basis pengguna yang sudah ada di platform marketplace untuk meningkatkan penjualan mereka tanpa perlu repot melakukan promosi secara mandiri. Marketplace menyediakan solusi yang lebih praktis dan efektif dalam hal promosi produk.
4. Pemilik Toko
Perbedaan yang paling mendasar antara E commerce dan Marketplace terletak pada jumlah penjual yang dapat memiliki dan mengelola toko online. Dalam e-commerce, hanya satu penjual yang memiliki dan mengelola toko online mereka sendiri. Hal ini memungkinkan penjual untuk memiliki lebih banyak kendali terhadap toko online mereka, termasuk dalam hal desain, branding, dan strategi pemasaran yang mereka terapkan. Sebagai contoh, seorang pebisnis dapat memiliki dan mengelola toko online sendiri di platform seperti Shopee atau Tokopedia.
Di sisi lain, dalam marketplace, banyak penjual yang menggunakan platform yang sama untuk menjual produk mereka. Marketplace seolah menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli. Para penjual hanya perlu mendaftar dan mengelola toko mereka dalam marketplace, sementara platform marketplace mengurus transaksi dan proses pembayaran. Contoh marketplace yang populer di Indonesia antara lain Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
5. Konversi Biaya
Dalam hal konversi biaya, E commerce memerlukan investasi untuk pembuatan dan pemeliharaan website. Biaya pembuatan website dapat beragam, tergantung pada kompleksitas dan fitur-fitur yang diperlukan. Selain itu, pemeliharaan website juga memerlukan biaya untuk hosting, domain, dan pembaruan teknis yang mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, marketplace biasanya menyediakan fitur iklan premium yang dapat membantu meningkatkan visibilitas produk. Penjual dapat mengeluarkan biaya tambahan untuk mengiklankan produk mereka di halaman utama atau halaman pencarian. Meskipun biaya ini bisa jadi beragam, marketplace umumnya memberikan fleksibilitas bagi penjual dalam menentukan anggaran promosi mereka.
6. Metode Promosi
Salah satu perbedaan penting antara E commerce dan Marketplace terletak pada metode promosi yang digunakan. Dalam e-commerce, penjual harus melakukan promosi secara mandiri. Mereka harus mengembangkan strategi pemasaran sendiri, seperti menggunakan iklan berbayar, melakukan promosi di media sosial, atau memanfaatkan optimasi SEO untuk meningkatkan visibilitas produk mereka.
Sementara itu, di marketplace, penjual dapat memanfaatkan fitur iklan premium yang disediakan oleh platform. Iklan premium biasanya ditampilkan dengan lebih menonjol di halaman utama atau halaman pencarian marketplace, memberikan penjual kesempatan untuk menjangkau lebih banyak calon pembeli. Dengan mengiklankan produk mereka di marketplace, penjual dapat memanfaatkan basis pengguna yang sudah ada di platform tersebut untuk meningkatkan penjualan.
Kelebihan dan Kekurangan E commerce dan Marketplace
E commerce dan Marketplace adalah dua bentuk bisnis online yang telah mengubah cara kita berbelanja dan berjualan. Kedua model ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mari kita bahas lebih lanjut:
Kelebihan E commerce:
- Kemudahan Pengelolaan: Dalam bisnis E commerce, Anda memiliki kendali penuh atas toko online Anda. Anda dapat mengelola produk, harga, dan strategi pemasaran tanpa ketergantungan pada platform pihak ketiga.
- Branding yang Kuat: Dengan toko E commerce, Anda dapat membangun dan mempromosikan merek Anda sendiri, menciptakan identitas yang kuat di mata pelanggan.
- Pemilihan Produk yang Luas: Anda memiliki fleksibilitas untuk memilih produk yang akan Anda jual tanpa batasan yang diberlakukan oleh marketplace tertentu.
- Kontrol Harga: Dalam E commerce, Anda memiliki kendali penuh atas penentuan harga produk Anda tanpa campur tangan dari pihak ketiga.
Kekurangan E commerce:
- Biaya Pengembangan dan Operasional: Membangun dan mengelola toko E commerce Anda sendiri memerlukan investasi dalam pengembangan situs web, hosting, serta upaya pemasaran dan dukungan pelanggan.
- Lalu Lintas yang Rendah: Saat baru memulai, E commerce sering kali menghadapi tantangan dalam menarik lalu lintas ke situs web mereka, memerlukan upaya pemasaran yang intensif.
Kelebihan Marketplace:
- Lalu Lintas Tinggi: Marketplace umumnya memiliki basis pelanggan yang besar, sehingga Anda dapat mencapai lebih banyak calon pembeli dengan cepat.
- Infrastruktur Siap Pakai: Anda tidak perlu membangun situs web Anda sendiri atau mengatasi masalah teknis terkait hosting dan pemrosesan pembayaran, karena semua ini disediakan oleh marketplace.
- Kepercayaan Konsumen: Pelanggan sering merasa lebih nyaman berbelanja di marketplace yang sudah dikenal daripada toko online yang kurang dikenal.
- Dukungan Pelanggan: Marketplace sering menyediakan layanan dukungan pelanggan yang dapat membantu Anda dalam menangani masalah transaksi.
Kekurangan Marketplace:
- Biaya dan Komisi: Marketplace mengenakan biaya dan komisi pada setiap transaksi atau penjualan, yang dapat mengurangi profitabilitas Anda.
- Keterbatasan Kontrol: Anda memiliki sedikit kendali atas desain dan branding toko Anda di marketplace, sehingga sulit untuk membedakan diri dari pesaing.
- Peningkatan Persaingan: Marketplace sering memiliki banyak penjual yang menawarkan produk serupa, yang dapat membuat persaingan ketat dan tekanan pada harga.
- Ketergantungan pada Platform: Anda bergantung pada aturan dan kebijakan platform marketplace yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Kesimpulan
Jadi, itulah perbedaan antara E commerce dan Marketplace, Sahabat Para Pembaca! Diharapkan pembahasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang kedua konsep tersebut. Kini, kita sudah mengetahui bahwa meskipun keduanya bergerak di dunia digital, koeksistensi keduanya sangatlah penting. Maka dari itu, mari kita saling mendukung dan mengembangkan, baik sebagai pelaku bisnis maupun sebagai konsumen. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca, Sahabat Para Pembaca! Sampai jumpa kembali di kesempatan berikutnya. Tetap semangat dan nikmati pengalaman belanja online!