Tragedi di Udara: Kecelakaan Maut Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Muan

Boeing 737-800 Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan

Muan, Korea Selatan – Minggu pagi (29/12), dunia penerbangan kembali dirundung duka. Pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air, yang terbang dari Bangkok menuju Muan, mengalami kecelakaan tragis di Bandara Internasional Muan. Insiden ini merenggut nyawa 120 penumpang, sementara 59 lainnya masih dinyatakan hilang.

Kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi udara terburuk di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan 175 penumpang dan 6 awak kabin di dalamnya, pesawat itu membawa banyak keluarga yang baru pulang dari liburan Natal.


Detik-detik Kecelakaan: Manuver Darurat yang Berujung Malapetaka

Menurut laporan awal, pesawat mengalami kerusakan pada sistem roda pendaratan sesaat sebelum mendarat. Kru mencoba mendaratkan pesawat menggunakan perut pesawat, sebuah prosedur darurat yang sangat berisiko.

Namun, saat pesawat menyentuh landasan, roda tidak berfungsi sebagaimana mestinya, menyebabkan badan pesawat meluncur dengan tidak terkendali hingga akhirnya menghantam tembok pembatas landasan. Ledakan besar terjadi, disertai kobaran api yang membakar sebagian besar badan pesawat.

Seorang saksi mata, Lee Hyun-woo, yang bekerja di menara kontrol bandara, menggambarkan detik-detik kecelakaan itu:
“Kami melihat percikan api saat pesawat menyentuh landasan. Dalam hitungan detik, kobaran api muncul. Semua petugas segera berlari ke arah pesawat, tetapi situasinya sangat kacau.”


Kisah Para Penumpang: Liburan yang Berakhir Tragis

Sebagian besar penumpang adalah warga Korea Selatan yang kembali dari liburan di Thailand. Menurut laporan media lokal, 173 penumpang adalah warga Korea Selatan, sementara dua lainnya berasal dari Thailand.

Korban tewas hingga kini terdiri dari 54 pria, 57 wanita, dan 9 korban lainnya yang belum teridentifikasi. Banyak dari mereka adalah anggota keluarga yang bepergian bersama.

Salah satu cerita memilukan datang dari Kim Ji-hyun, seorang ibu yang kehilangan suami dan dua anaknya dalam kecelakaan ini. Dengan tangis tertahan, ia berkata:
“Kami merayakan Natal di Bangkok dengan penuh tawa. Saya tidak pernah membayangkan kebahagiaan itu akan berubah menjadi mimpi buruk.”


Spesifikasi Boeing 737-800: Mesin Canggih dengan Rekam Jejak Beragam

Pesawat Boeing 737-800 adalah salah satu pesawat komersial paling banyak digunakan di dunia. Dikenal karena efisiensi bahan bakar dan kapasitas penumpang yang besar, pesawat ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

  • Panjang: 39,8 meter
  • Lebar sayap: 35,8 meter
  • Mesin: CFM-56 turbofan, dengan daya dorong hingga 34.000 lbf
  • Kapasitas penumpang: Hingga 189 kursi untuk konfigurasi kelas ekonomi penuh

Namun, model ini juga tidak luput dari insiden di masa lalu, termasuk beberapa kecelakaan fatal yang menjadi perhatian global.


Investigasi yang Mendalam: Apa Penyebabnya?

Otoritas penerbangan Korea Selatan telah meluncurkan investigasi besar-besaran untuk mengungkap penyebab kecelakaan ini. Beberapa faktor yang akan diselidiki meliputi:

  1. Kerusakan teknis pada roda pendaratan, yang dilaporkan menjadi awal mula masalah.
  2. Catatan perawatan pesawat, untuk memastikan apakah inspeksi terakhir telah dilakukan sesuai standar.
  3. Protokol tanggap darurat kru, yang akan dievaluasi untuk menentukan apakah tindakan mereka sudah tepat.

Jeju Air, dalam pernyataan resminya, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Maskapai juga berjanji akan bekerja sama penuh dengan tim penyelidik untuk memastikan kejelasan kasus ini.


Tragedi yang Mengguncang Dunia Penerbangan

Kecelakaan ini bukan hanya menjadi luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang keselamatan penerbangan di kawasan Asia Timur. Meskipun Boeing 737-800 memiliki reputasi yang baik, insiden ini mengingatkan dunia bahwa teknologi canggih sekalipun tidak selalu mampu mencegah bencana.

Saat tim penyelamat masih berusaha menemukan korban yang hilang, keluarga korban dan masyarakat Korea Selatan menunggu dengan harap-harap cemas. Tragedi ini adalah pengingat pahit bahwa dalam dunia penerbangan, setiap keputusan dan langkah sangatlah krusial.

Bagi keluarga yang ditinggalkan, dunia hanya bisa berharap agar mereka diberi kekuatan untuk menghadapi kehilangan yang begitu mendalam ini.

4o

Bagikan:

[addtoany]